Langsung ke konten utama

PAKAIAN BUNDO KANDUANG MINANG KABAU DARI DULUNYO

PAKAIAN BUNDO KANDUANG MINANG KABAU DARI DULUNYO

Kaba Barita Salimpek tv
Tgl O1-08-2021
Oleh: Yoga Aditama     fhoto Bundo kanduang Minang Kabau Dengan hijab Syar'i Disimpan Universitet Leiden Belanda.

Kenalilah sejarah  sesuai bukti dan fakta yang engkau ketahui,agar engkau jangan mudah terbawa arus

Maasyaa Allaah
Beberapa waktu yang lalu, saya hendak mencari potret perempuan Indonesia zaman dulu. Karena saya tahu pencarian pakai bahasa Indonesia engga akan membuahkan hasil, saya pakai bahasa Inggris. "Malay Woman clothing 19 century." Begitu tulisannya. Muncullah sederet gambar. Yang membuat saya terperanjat, muncul sebuah gambar berkaitan di pencarian. Gambar perempuan berjilbab syari. Menjuntai sampai ke kaki. Syari sekali. Kaya perempuan zaman sekarang. Tulisannya, "wife and doughter of Panglima Polim." Saya ketuk. Pencarian terkaitnya, bahkan situs gambarnya, memakai bahasa Belanda. Bahasa penjajah kita. Tertulis "collectie trompenmuseum."
.
Dari situlah saya mulai ngerti. Bahwa sejarah kita banyak yang disembunyikan dengan sengaja. Disembunyikan dengan bahasa Belanda. Supaya ga ada yang bisa nyari. Setelah saya telusuri, begitu banyak foto perempuan zaman dulu yang telah berhijab syari. Vrouw van Malay. Vrouw van Minangkabau. Vrouw van Celebes. Dan bahasa peta yang dipakai bahasa zaman dulu. Kalau ga tau peta dulu, gak akan ketemu.
.
Banyak foto-foto dan arsip sejarah-malah sebagian besar-disimpan di belanda. Arsip foto kita pun disimpan di Universitet Leiden. Belanda. Bayangkan, kalau kita mau tau tentang negeri kita harus lari ke negeri orang. Oh God.
.
Apa akibatnya? Akibatnya, banyak terjadi pengkaburan sejarah dan penyelewengan paham. Banyak orang "lantam" yang berkata, "jilbab syari itu budaya Arab. Bukan budaya kita. Karena nenek nenek kita tak pernah pakai kerudung itu." Sebenarnya bukan tak pernah. Hanya saja dia belum lihat fotonya. Yang tersebar luas adalah foto nenek nenek kita yang pakai kerudung tipis. Kerudung paling populer di zaman itu. Padahal sebelumnya ada yang syari. Seperti seorang profesor yang memajang postingan di twitternya dan mengatakan, "adem liat kerudung Muhammadiyah zaman dulu. Kerudung yang sangat nusantara."
.
Padahal kata Buya Hamka, sampai tahun 1930 an akhir pun, perempuan Makassar, Melayu, Padang, dan Bima masih menggunakan kain sarung di kepala mereka. Ditutupkan ke wajah. Cuma menampilkan mata untuk melihat. Fungsinya kaya cadar sekaligus jilbab
.
Setelah itu, memang jilbab syari itu pelan-pelan hilang. Cuma dipopulerkan oleh pendiri gontor dan pendiri diniyah putri Padang Panjang, Rahmah El Yunusiyah. Dan kembali lagi bangkit di tahun 1970 an akhir. Saat rezim orde baru banyak bentrok dengan Islam.
.
Akhirnya, saya akan katakan. Jangan malas belajar. Luruskan pemahaman anak cucu.

Oleh: Yoga Aditama
[12/02, 7:10 am] Ari Wijaya@this.is.ariway: Allaahu akbar walillaahilhamd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondisi Jalan di Lubuk Rasam, Nagari Surian, Masih Memprihatinkan: PGRI Pantai Cermin Harap Perhatian Pemerintah

K ondisi Jalan di Lubuk Rasam, Nagari Surian, Masih Memprihatinkan: PGRI Pantai Cermin Harap Perhatian Pemerintah Kabar  Gumanti TV Surian, Pantai Cermin,  gumantitv.online  — Surian, 27 Oktober 2025.  Akses jalan yang baik merupakan penunjang utama pertumbuhan wilayah dan kemudahan mobilitas masyarakat. Namun, kondisi tersebut belum dirasakan oleh warga Jorong Lubuk Rasam, Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera Barat . Hingga kini, jalan utama yang menjadi penghubung ke pusat nagari dan wilayah sekitarnya masih berupa jalan tanah dan mengalami kerusakan cukup parah . Saat musim hujan, ruas jalan berubah menjadi kubangan lumpur , membuat kendaraan roda dua dan empat sulit melintas. Sebaliknya, pada musim kemarau, debu tebal beterbangan , mengganggu kenyamanan warga dan para pelajar yang harus berjalan kaki menuju sekolah di dalam maupun luar jorong. Harapan dari PGRI Pantai Cermin Kondisi sulit ini kembali menjadi sorot...

Kunjungan Khusus Kepala Kemenag Kabupaten Solok ke MTsN 5 Solok: Dorong Inovasi dan Kekompakan Madrasah

K unjungan Khusus Kepala Kemenag Kabupaten Solok ke MTsN 5 Solok: Dorong Inovasi dan Kekompakan Madrasah Kabar  Gumanti TV Surian, Pantai Cermin,  gumantitv.online  — Surian, 25 Oktober 2025   Kunjungan istimewa Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Solok, Dr. (Cand) H. Zulkifli, S.Ag. , membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh warga MTsN 5 Solok . Beliau hadir bersama Ibu Yessy dari Dharma Wanita Persatuan (DP) Kemenag, Kasi Zakat dan Wakaf (ZAWA) Bapak Azwir, S.Ag. , serta Humas Kemenag Kabupaten Solok , Bapak Hendri . Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi sekaligus memantau langsung kondisi pembelajaran dan perkembangan madrasah. Dalam arahannya, Kepala Kemenag menyampaikan pesan agar MTsN 5 Solok terus berbenah dan berinovasi. “Madrasah harus menjaga kekompakan, berhati-hati dalam bermedia sosial, meningkatkan sinergi, serta terus memantau kondisi pendidikan. Inovasi dan semangat kebersamaan ada...

Wakil Bupati Solok Kunjungi MTsN 5 Solok, Berikan Motivasi dan Semangat Belajar kepada Siswa

Wakil Bupati Solok Kunjungi MTsN 5 Solok, Berikan Motivasi dan Semangat Belajar kepada Siswa Kabar  Gumanti TV Surian, Pantai Cermin,  gumantitv.online  —  Wakil Bupati Solok, H. Chandra, S.HI , bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok, DR. (Cand) H. Zulkifli, S.Ag, MM , melakukan kunjungan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 5 Solok , Nagari Surian, Kamis (30/10). Kehadiran kedua pejabat tersebut disambut hangat oleh seluruh keluarga besar MTsN 5 Solok. Acara penyambutan diawali dengan persembahan tari gelombang oleh para siswa, yang menambah semarak suasana. Setelah itu, rombongan melanjutkan kegiatan temu ramah dan pemberian arahan kepada siswa-siswi di Masjid Nurul Iman yang terletak di depan gerbang madrasah. Apresiasi dan Harapan dari Pihak Madrasah Dalam sambutannya, Kepala MTsN 5 Solok, Syahruddin, S.Ag, M.Si , didampingi oleh KTU Masriwal, S.AP , dan jajaran wakil kepala madrasah serta majelis guru, menyampa...