Langsung ke konten utama

Pembinaan Penyuluh Agama Islam Non PNS di KUA Lembah Gumanti

Penerbit Berita Doni G'Malayu
Kabar Gumanti tv Kamis,10 /11/2022. 16:50 WIB

Jakarta Gumanti TV–Cuaca dingin dan hujan,tak menyurutkan semangat Penyuluh Agama Islam  Non ASN dari dua kecamatan Lembah Gumanti dan Hiliran Gumanti untuk datang dan berkumpul di aula kantor KUA Kecamatan Lembah Gumanti.

Kegiatan dan pembinaan  bagi Penyuluh Agama Islam (PAH) Non ASN  dan ASN berlangsung dengan suasana penuh keakraban dan kekeluargaan.                      

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kabupaten Solok, H.Zulkifli,S.Ag.MM, diwakili  Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (BIMAIS) Zulfatmai,S.Ag, dan team yang terdiri dari Hadi Sulman,S.Ag.Drs.Yuhatrizal, menyambangi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lembah Gumanti dalam rangka melaksanakan pembinaan dan evaluasi kinerja  juga  tentang pola kerja para penyuluh. 

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis (13/10/2022) di aula kantor KUA Kecamatan Lembah Gumanti ini dikuiti oleh 14 orang Penyuluh Agama Islam Non PNS.dan 1 orang penyuluh PNS dari Hiliran Gumanti. Sadrusilah,S.Ag.Masing–masing  penyuluh PAH Non ASN juga didampingi langsung oleh ka KUA masing –masing,
dari Lembah Gumanti ,Zulhelmi,S.Ag.MH dari Hiliran Gumanti.Fauzi,S.Sos.I

Kepala Kantor dalam arahannya menegaskan, Penyuluh Agama merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian Agama dalam hal pemberian pelayanan dan layanan keagamaan kepada masyarakat, khusunya di wilayah kerja masing-masing.“Memberikan layanan dan pelayanan mesti tepat sasaran dan dimengerti oleh masyarakat. Hal ini menjadi tupoksi seorang penyuluh atau sebagai seorang yang mambawa kabar kepada masyarakat lewat bahasa agama,” ucap Zulfatmai.

Menurut Kasi Bimas Kakankemenag Kabupaten Solok Zulfatmai, Seorang penyuluh diharapkan mampu mengedukasi masyarakat dan membangun intelektual masyarakat tentang pentingnya hidup beragama dengan baik. 

Menyampaikan  Program Menteri Agama tentang moderasi bergama harus sampai pada telinga masyarakat, khususnya di wilayah binaan para penyuluh. Pentingnya membagun pemahaman masyarakat tentang moderasi bergama menjadi tujuan yang harus dicapai bersama.Juga menyampaikan laporan tepat waktu yang dilengkapi jadwal,materi  pembinaan,foto dan lokasi kegiatan,Sehingga laporan menjadi referensi kegiatan yang bermamfaat dimasa yang akan datang.

“Mendorong masyarakat dan penyuluh agama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat untuk lebih mendalami pemahaman beragama, sehingga pemahaman dan pengertiannya mampu diserap oleh masyarakat dan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Moderasi bergama akan membagun intelektual masyarakat tentang pentingnya toleransi dan pentingnya kerukunan,” imbuhnya.

Disamping itu, para penyuluh diharapkan mampu melaksakan tugas dengan sepenuh hati. Kinerja penyuluh menjadi bagian utama dalam sebuah proses dan hasil kerja menjadi pegangan para penyuluh untuk terus mengagas layanan kegamaan ditengah masyarakat di  Kabupaten Solok.

Kegiatan pembinaan ini ditutup dengan sesi dialog bersama para penyuluh yang dipandu  oleh ka KUA kecamatan Lembah Gumanti,Zulhelmi S,Ag.MH. guna memastikan kekurangan dan kelemahan dalam proses pelayanan ditengah masyarakat,Agar  penyuluh terus meningkatkan layanan dan pembinaan terutama dikelompok binaan masing-masing.Ujar Zulhelmi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batimbang Salah: Tradisi Adat Penegak Norma Sosial di Nagari Salimpek

Kabar  Gumanti TV      Fhoto Sari Marajo : Niniek mamak nan           Ampek Suku di jorong Salimpek. Nagari Salimpek, Lembah Gumanti,  gumantitv.online  —  Tradisi Batimbang Salah merupakan salah satu bentuk pelaksanaan hukum adat Minangkabau yang hingga kini masih lestari di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Tradisi ini menjadi cerminan kearifan lokal dalam menjaga tatanan sosial dan nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Pelaksanaan tradisi Batimbang Salah digelar di Balai Adat Salimpek dan melibatkan seluruh unsur pemangku adat, termasuk Niniak Mamak dari seluruh suku yang ada di nagari. Menurut penuturan Dt. Majo Nan Kayo, salah satu tokoh adat di Nagari Salimpek, tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk konkret penegakan hukum adat bagi warga yang melanggar norma adat Minangkabau.   “Tradisi ini bersifat terbuka agar menjadi pelajara...

Nagari Salimpek: Harmoni Alam, Adat, dan Agama di Lembah Bukit Barisan

Kabar  Gumanti TV     Fhoto kantor Wali Nagari Salimpek Lembah Gumanti,  gumantitv.online  — Nagari Salimpek merupakan salah satu nagari yang terletak di kawasan pegunungan Bukit Barisan, tepatnya di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Terkenal sebagai penghasil bawang merah, aneka sayuran, cabe, dan peternakan kelinci, nagari ini juga menyimpan potensi wisata dan budaya yang kental dengan nilai-nilai adat serta ajaran agama Islam. Struktur Wilayah dan Kependudukan Nagari Salimpek terbagi ke dalam tujuh jorong (wilayah administrasi setingkat dusun), yaitu: 1. Tanjung Balit 2. Taratak Baru 3. Sungai Talang 4. Sibu-bua 5. Salimpat 6. Lipek Pageh 7. Aie Karuah Dengan jumlah penduduk sebanyak 9.438 jiwa per tahun 2023, pembagian jorong ini menjadi tulang punggung pemerataan pembangunan dan pemerintahan nagari. Kondisi Geografis dan Potensi Ekonomi Nagari ini berbatasan dengan Nagari Alahan Panjang, Sungai Nanam, dan Kecamatan Hilir...

Viral Penjual Cendol Asal Batusangkar di Belanda, Bukti Jiwa Dagang Orang Minang Tak Kenal Batas

Kabar  Gumanti TV Jakarta,  gumantitv.online  —  Sebuah video yang diunggah oleh pengguna TikTok bernama @khaerulafandi10 tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dalam video yang diposting pada Minggu, 20 Juli 2025, Khaerul—seorang WNI asal Jawa Barat yang sedang berada di Belanda—merekam momen saat dirinya membeli minuman tradisional khas Indonesia, cendol, dari seorang penjual kaki lima di negeri kincir angin tersebut. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, Khaerul dengan ramah bertanya kepada sang penjual, “Ibu asalnya dari mana?” Dengan tersenyum, sang ibu menjawab, “Saya dari Batusangkar.” Tak puas dengan jawaban itu, Khaerul kembali bertanya, “Batusangkar itu di mana, Bu?” Sang ibu pun menjelaskan bahwa Batusangkar adalah sebuah kota kecil yang terletak dekat Bukittinggi, Sumatra Barat. Percakapan ringan itu diselingi gelak tawa hangat, sembari sang ibu dengan cekatan mengaduk dan menyajikan segelas cendol untuk Khaerul. Meja ...