Langsung ke konten utama

Randai Salimpek: Warisan Seni Tradisional yang Tetap Hidup di Tengah Modernitas

Randai Salimpek: Warisan Seni Tradisional yang Tetap Hidup di Tengah Modernitas

Kabar Gumanti TV
   Fhoto Layar tangkap video Nagari Salimpek

Salimpek, Lembah Gumanti, gumantitv.online — Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, Randai, Pencak Silat, dan Tari Piring tetap berdiri kokoh sebagai warisan budaya tak ternilai yang hidup di tengah masyarakat Nagari Salimpek, Kabupaten Solok. Kesenian ini dirawat dan diwariskan lintas generasi, sejak berdirinya sanggar seni pada era 1980-an hingga kini, oleh tangan-tangan generasi muda yang mencintai budaya.

Sejarah Sanggar Seni Randai Salimpek

Berdasarkan catatan budaya yang ditulis oleh Doni Gumanti, Sanggar Seni Randai, Pencak Silat dan Tari Piring Nagari Salimpek pertama kali dibentuk pada tahun 1980-an hingga awal 1990-an. Tokoh utama di balik pendiriannya adalah (Alm.) Datuak Panduko, seorang ninik mamak dan pemuka adat Nagari Salimpek yang dikenal gigih melestarikan seni tradisi Minangkabau.

Lokasi awal sanggar berada di Palo Balai, Jorong Salimpek, dan hingga kini bekas tempat latihan itu masih ada dan dikenali oleh masyarakat. Beberapa murid generasi awal dan keluarga dari almarhum Datuak Panduko pun masih hidup, menjadi saksi sejarah berdirinya warisan ini.

Pada era tahun 1990-an, sanggar Randai ini tidak hanya aktif tampil dalam acara nagari sendiri, tetapi juga pernah tampil di berbagai nagari lain di kawasan Lembah Gumanti. Salah satu yang masih membekas dalam ingatan penulis adalah penampilan dalam acara kepemudaan di salah satu gedung SD di Nagari Aie Dingin. Penampilan ini menunjukkan bagaimana Randai Salimpek menjadi duta budaya antar-nagari, membawa semangat seni dan persaudaraan ke luar wilayah.

Kutipan Saksi Hidup

Uwak Nanih (75), salah satu saksi hidup yang menyaksikan langsung aktivitas sanggar sejak awal berdiri, mengenang masa-masa itu dengan penuh haru:

  "Dulu, kalau malam Jumat atau malam Sabtu, anak-anak muda ramai-ramai latihan di Palo Balai. Kadang sampai tengah malam, dengan dendang saluang dan bunyi galembong. Almarhum Datuak Panduko itu tak pernah lelah memimpin latihan, walau hujan sekalipun tetap jalan."

Randai sebagai Kesenian Multifungsi

Randai adalah bentuk pertunjukan yang unik karena memadukan:

Gerakan silat, penuh makna dan simbolik.

Musik tradisional, seperti saluang, talempong, dan dendang.

Cerita rakyat dan sastra lisan dalam bahasa Minang, dibawakan dalam bentuk naratif dan puitis.

Randai biasanya dipentaskan dalam formasi melingkar, dengan para pemain bergerak sambil berdialog dan bernyanyi, menciptakan suasana magis dan interaktif dengan penonton.

Randai di Era Gen Z: Masihkah Relevan?

Di tengah dominasi budaya digital, generasi muda Salimpek membuktikan bahwa Randai tetap relevan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, komunitas seni remaja, hingga pertunjukan di media sosial, budaya ini tetap hidup.

Laras Puspita (17), pelajar SMA asal Jorong Aie Karuah, menceritakan motivasinya ikut latihan Randai:

  "Awalnya saya kira Randai itu cuma cerita orang tua. Tapi setelah ikut latihan, saya jadi tahu ini seni yang keren. Ada cerita, ada silat, ada musiknya. Bahkan kami pernah buat video Randai untuk lomba online dan viral!"

Randai sebagai Perekat Sosial dan Identitas Budaya

Randai memiliki fungsi sosial yang sangat penting:

Menjadi alat penyampaian nilai-nilai adat dan moral.

Media hiburan dalam berbagai acara adat seperti baralek, batagak penghulu, dan pesta panen.

Membangun solidaritas dan kebersamaan antarwarga.


Kesenian ini aktif ditampilkan di berbagai jorong di Nagari Salimpek, seperti:

Salimpek

Aie Karuah

Tanjung Balik

Taratak Baru

Penutup

Randai bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga media perlawanan terhadap lupa. Di Nagari Salimpek, semangat almarhum Datuak Panduko dan para sesepuh diteruskan oleh generasi muda yang berani berdiri di tengah tantangan zaman. Dari Palo Balai ke SD Nagari Aie Dingin, dari suara saluang ke layar digital, Randai tetap hidup, dan akan terus hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Harta Pusaka Tinggi dan Rendah dalam Adat Minangkabau: Penjelasan Datuak dan Ninik Mamak Nagari Salimpat

Mengenal Harta Pusaka Tinggi dan Rendah dalam Adat Minangkabau: Penjelasan Datuak dan Ninik Mamak Nagari Salimpat.  Kabar  Gumanti TV     fhoto Bukit Nagari Salimpek Nagari Salimpat, Lembah Gumanti,  gumantitv.online  —  Dalam adat Minangkabau yang diwarisi secara turun-temurun, konsep harta pusaka memainkan peranan penting dalam struktur sosial dan hukum adat. Di Nagari Salimpat, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, pengetahuan mengenai pembagian harta pusaka menjadi tinggi dan rendah masih dipegang teguh oleh para datuak dan ninik mamak sebagai penjaga nilai dan tatanan adat. Menurut Datuak Panghulu Basa, salah satu ninik mamak terkemuka di Nagari Salimpat, harta pusaka dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Keduanya memiliki fungsi, kedudukan, dan aturan hukum adat yang berbeda secara signifikan. 1. Harta Pusaka Tinggi: Warisan Leluhur untuk Kaum Definisi dan Karakteristik Harta pusaka ti...

Taman Nasional Tesso Nilo Memanas: Warga Tolak Serahkan Lahan, Ancaman Banjir di Sumatra Makin Nyata

Taman Nasional Tesso Nilo Memanas: Warga Tolak Serahkan Lahan, Ancaman Banjir di Sumatra Makin Nyata Kabar  Gumanti TV   gumantitv.online  —  Riau. Situasi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) kembali memanas. Sejumlah kelompok warga yang bermukim dan menggarap lahan di dalam kawasan konservasi menolak menyerahkan kembali lahan yang mereka klaim sebagai sumber kehidupan. Pemerintah menegaskan kawasan tersebut adalah zona konservasi resmi negara , namun tarik-menarik kepentingan terus berlangsung di lapangan. Sementara itu, para pemerhati lingkungan mengingatkan bahwa penolakan pengembalian kawasan hutan—ditambah maraknya perambahan dan alih fungsi lahan—dapat memperburuk ancaman banjir besar lintas provinsi di Sumatra . Kawasan Kritis yang Harus Dilindungi Taman Nasional Tesso Nilo adalah salah satu benteng terakhir hutan hujan tropis dataran rendah di Sumatra. Lokasinya berada di Kabupaten Pelalawan, Riau, dan menjadi rumah bagi: Setidaknya...

Gerak Cepat Kemenhaj Kabupaten Solok: Konsolidasi Awal untuk Penguatan Layanan Haji dan Umrah

G erak Cepat Kemenhaj Kabupaten Solok: Konsolidasi Awal untuk Penguatan Layanan Haji dan Umrah Kabar  Gumanti TV   Koto Baru, Solok  gumantitv.online  —  Jajaran Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Kabupaten Solok bergerak cepat melakukan konsolidasi internal setelah serah terima jabatan Kepala Kantor Kemenhaj Kabupaten Solok, Hj. Sesmadewita, S.AP., M.AP., yang resmi dilantik dan diamanahkan oleh Menteri Haji dan Umrah RI, H. Muhammad Irfan Yusuf (Gus Irfan), pada 28 November 2025 lalu. Hj. Sesmadewita—mantan Kasi PHU Kemenag Kabupaten Solok—memulai langkah awal dengan menyusun kerangka kerja, evaluasi struktur, dan penguatan sistem pelayanan. Konsolidasi dilakukan sebagai upaya memperkuat penjabaran SOP, Renstra, job description, penataan kinerja, serta peningkatan kualitas layanan publik di lingkungan Kemenhaj Kabupaten Solok. Seleksi PPIH Kloter dan Arab Saudi Ditunda Kemenhaj Kabupaten Solok sebelumnya tengah mempersiapkan penyelenggaraan...