Langsung ke konten utama

SEJARAH TAK TERUNGKAP: Jepang Pernah Tunduk Hormat pada M. Natsir, Duka Tokyo Melebihi Bom Hiroshima

Kabar Gumanti TV
Jakarta, gumantitv.online —16 Juli 2025. Tak banyak yang tahu, di balik hubungan diplomatik Indonesia–Jepang yang terjalin sejak awal kemerdekaan, tersimpan kisah haru dan penghormatan luar biasa Negeri Sakura terhadap sosok besar Indonesia: Mohammad Natsir Datuk Sinaro Panjang, Bapak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebuah arsip langka dan pengakuan dari para tokoh Jepang yang terekam dalam dokumen Kementerian Luar Negeri Jepang menyebutkan bahwa kematian M. Natsir pada 6 Februari 1993 menjadi pukulan batin mendalam bagi sebagian pemimpin Jepang. Bahkan, kesedihan itu disebut-sebut lebih mengguncang perasaan mereka dibandingkan tragedi bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Sosok Diplomatik dan Visioner

Mohammad Natsir Datuk Sinaro Panjang, lahir pada 17 Juli 1908 di Solok, Hindia Belanda, bukan hanya dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan Perdana Menteri Republik Indonesia, tetapi juga diplomat ulung dan pemikir Islam moderat yang memiliki pengaruh luas secara internasional. Ia berperan besar dalam menyatukan Indonesia melalui Mosi Integral pada 1950, serta konsisten memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang modern, toleran, dan berilmu.

Ketika Jepang tengah membangun kembali citranya pascaperang, Natsir tampil sebagai figur pemersatu yang menyuarakan perdamaian, dialog peradaban, dan hubungan Timur Tengah–Asia Timur yang seimbang. Nilai-nilai hidupnya sangat sejalan dengan prinsip budaya Jepang—kesederhanaan, integritas, dan dedikasi pada kehormatan.

Hormat Jepang Tak Biasa

Salah satu kisah yang mulai terungkap adalah bagaimana para pemimpin Jepang kala itu—termasuk tokoh-tokoh akademisi dan mantan pejabat tinggi—mengheningkan cipta selama satu menit saat mendengar kabar wafatnya M. Natsir. Sikap ini sangat langka diberikan kepada tokoh luar negeri.

Dalam sebuah catatan diplomatik internal, seorang pejabat senior Jepang menulis:

 "Kematian Mohammad Natsir adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi bagi nilai-nilai kemanusiaan. Beliau adalah representasi Islam yang damai, berpengetahuan, dan berjiwa dunia."

Melintir Sejarah, Terlupakan Media

Ironisnya, penghormatan luar biasa ini nyaris tak pernah muncul dalam narasi sejarah nasional. Generasi muda Indonesia mengenalnya sebatas penggagas Mosi Integral, tanpa menyadari bahwa beliau adalah tokoh Islam paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20, termasuk di mata Jepang.

Media internasional Jepang bahkan sempat menerbitkan editorial khusus mengenang M. Natsir. Beberapa arsip itu kini hanya tersedia di Universitas Tokyo dan lembaga riset sejarah Asia Timur.

Warisan yang Patut Dibangkitkan

Kini, seiring meningkatnya minat generasi muda terhadap sejarah, muncul harapan agar jejak diplomatik dan intelektual M. Natsir tidak hanya dikenang dalam buku pelajaran, tetapi juga diangkat kembali sebagai teladan kepemimpinan masa depan.

Dunia pernah menunduk hormat kepada seorang tokoh dari Solok, Sumatera Barat. Sudah waktunya Indonesia mengenangnya kembali dengan kebanggaan.

Profil Singkat: Mohammad Natsir Datuk Sinaro Panjang
Foto resmi Mohammad Natsir, 1950. Sumber: Wikimedia Commons

Tempat, Tanggal Lahir: Alahan Panjang, Solok, Hindia Belanda – 17 Juli 1908

Tanggal Wafat: 6 Februari 1993

Gelar Adat: Datuk Sinaro Panjang (Minangkabau)

Jabatan: Perdana Menteri RI ke-5 (1950–1951), Pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Penghargaan Internasional:

Tokoh Islam Moderat Dunia oleh Rabithah Alam Islami

Tokoh Dialog Antarperadaban Dunia Islam

Jejak Diplomasi di Asia Timur:

Menginisiasi dialog Islam–Jepang melalui forum internasional

Dikenal di kalangan elite Tokyo sebagai pemikir Islam Asia

Arsip penghormatan terhadap M. Natsir tersimpan di Universitas Tokyo dan Kementerian Luar Negeri Jepang

Redaksi GumantiTV.online
"Bersama Menumbuhkan Media, Membangun Wawasan Masyarakat"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batimbang Salah: Tradisi Adat Penegak Norma Sosial di Nagari Salimpek

Kabar  Gumanti TV      Fhoto Sari Marajo : Niniek mamak nan           Ampek Suku di jorong Salimpek. Nagari Salimpek, Lembah Gumanti,  gumantitv.online  —  Tradisi Batimbang Salah merupakan salah satu bentuk pelaksanaan hukum adat Minangkabau yang hingga kini masih lestari di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Tradisi ini menjadi cerminan kearifan lokal dalam menjaga tatanan sosial dan nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Pelaksanaan tradisi Batimbang Salah digelar di Balai Adat Salimpek dan melibatkan seluruh unsur pemangku adat, termasuk Niniak Mamak dari seluruh suku yang ada di nagari. Menurut penuturan Dt. Majo Nan Kayo, salah satu tokoh adat di Nagari Salimpek, tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk konkret penegakan hukum adat bagi warga yang melanggar norma adat Minangkabau.   “Tradisi ini bersifat terbuka agar menjadi pelajara...

Nagari Salimpek: Harmoni Alam, Adat, dan Agama di Lembah Bukit Barisan

Kabar  Gumanti TV     Fhoto kantor Wali Nagari Salimpek Lembah Gumanti,  gumantitv.online  — Nagari Salimpek merupakan salah satu nagari yang terletak di kawasan pegunungan Bukit Barisan, tepatnya di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Terkenal sebagai penghasil bawang merah, aneka sayuran, cabe, dan peternakan kelinci, nagari ini juga menyimpan potensi wisata dan budaya yang kental dengan nilai-nilai adat serta ajaran agama Islam. Struktur Wilayah dan Kependudukan Nagari Salimpek terbagi ke dalam tujuh jorong (wilayah administrasi setingkat dusun), yaitu: 1. Tanjung Balit 2. Taratak Baru 3. Sungai Talang 4. Sibu-bua 5. Salimpat 6. Lipek Pageh 7. Aie Karuah Dengan jumlah penduduk sebanyak 9.438 jiwa per tahun 2023, pembagian jorong ini menjadi tulang punggung pemerataan pembangunan dan pemerintahan nagari. Kondisi Geografis dan Potensi Ekonomi Nagari ini berbatasan dengan Nagari Alahan Panjang, Sungai Nanam, dan Kecamatan Hilir...

Viral Penjual Cendol Asal Batusangkar di Belanda, Bukti Jiwa Dagang Orang Minang Tak Kenal Batas

Kabar  Gumanti TV Jakarta,  gumantitv.online  —  Sebuah video yang diunggah oleh pengguna TikTok bernama @khaerulafandi10 tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dalam video yang diposting pada Minggu, 20 Juli 2025, Khaerul—seorang WNI asal Jawa Barat yang sedang berada di Belanda—merekam momen saat dirinya membeli minuman tradisional khas Indonesia, cendol, dari seorang penjual kaki lima di negeri kincir angin tersebut. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, Khaerul dengan ramah bertanya kepada sang penjual, “Ibu asalnya dari mana?” Dengan tersenyum, sang ibu menjawab, “Saya dari Batusangkar.” Tak puas dengan jawaban itu, Khaerul kembali bertanya, “Batusangkar itu di mana, Bu?” Sang ibu pun menjelaskan bahwa Batusangkar adalah sebuah kota kecil yang terletak dekat Bukittinggi, Sumatra Barat. Percakapan ringan itu diselingi gelak tawa hangat, sembari sang ibu dengan cekatan mengaduk dan menyajikan segelas cendol untuk Khaerul. Meja ...